BEYOND FOOD NOT BOMBS

Siapa yang gak tau tentang Food Not Bombs (FNB) ? Oke, saya juga gak bisa asumsiin bahwa semua orang yang baca ini tau FNB. Jadi mending saya bahas secara singkat tentang FNB.

FNB pertama kali dicetuskan sekitar tahun 80an, diawali dari pergerakan anti-nuklir. Semua ini berdasarkan pada pemikiran bahwa jika berbagai sumber daya tidak dialokasikan pada senjata untuk berperang, dan kepada ketamakan-ketamakan, maka kebutuhan mendasar dari manusia; pangan, papan, dan kesehatan, akan terpenuhi.

Berbagai grup FNB di seluruh dunia mengumpulkan makanan sehat dan segar setiap minggunya yang dibuang hanya karena sudah tidak cukup menarik untuk dijual dan menyiapkan makanan vegetarian untuk bisa berbagi dengan semua orang. Jadi mungkin intinya FNB adalah tentang bagi-bagi makanan gratis, kepada orang-orang yang gak mampu. selesai ? Gak. FNB bukan hanya sebatas sampai ke acara amal seperti itu. Artis ibukota dan para petinggi negara juga sering lakukan hal itu. Trus apa yang beda dari FNB ? Apa yang membuat FNB bukan sebuah acara amal ?

Kebanyakan gerakan sosial yang pernah ada telah terkooptasi oleh pemerintah,atau bahkan ada juga yang dibantai. Tapi hal ini tidak pernah terjadi pada FNB. Desentralisasi, struktur non-hirarki, demokrasi langsung adalah beberapa trik untuk bertahan dan menghindari kooptasi.

Ide awalnya adalah; planet bumi cukup kaya untuk menghidupi seluruh mahluk hidup yang ada. Lalu kenapa juga masih banyak orang yang kelaparan ? kenapa juga masih banyak orang yang masih merasa beruntung dengan hanya makan 2 kali sehari ? Mungkin karena semua bahan baku dan makanan telah dimonopoli. Semua tanah tak bertuan telah diklaim. Semua tumbuhan yang tumbuh di atasnya sudah menjadi hak milik. Dan untuk mendapatkan dan mengkonsumsi semua hasil alam tersebut, manusia harus membayar. Membayar sesuatu yang seharusnya menjadi hak semua manusia. Lucu ya ?

Pesan yang dibawa oleh FNB sebenernya sangat simpel pada awalnya ; Tak seorangpun yang pantas kelaparan di tengah-tengah dunia yang super kaya ini, dimana tanah, matahari, dan hasil bumi seharusnya tidak diperjualbelikan. Ide selanjutnya adalah, negara mengumpulkan dana kebanyakan untuk membeli senjata. Senjata untuk apa ? Ya tentu saja untuk berperang. Perang yang biasanya didasari perebutan hasil alam. Kalau di Indonesia contoh kasusnya mungkin hampir sama. Negara membelanjakan uangnya untuk membeli senjata (yang dipakai untuk latihan perang-perangan di aceh, dll), untuk membuat patung-patung gak berguna yang harganya milyaran, dll.

Ironisnya, masih banyak orang yang kelaparan dalam disini. Padahal kalo mampu bikin patung dan senjata, berarti sebenernya ada uang kan ? so.. people need food, not bombs! Kamu gak bisa menghidupi anak-anakmu dengan senjata. atau mungkin kalau di indonesia harus diganti menjadi food not statue !

Haha kidding. Balik ke topik, jadi sebenarnya FNB lebih dari sekedar acara amal, membantu yang tak mampu dll dll.. FNB sangat politis di mata saya. FNB bukan sinterklas yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya oleh si lapar. FNB adalah sebuah bentuk demonstrasi yang memperlihatkan apa yang sebenarnya diperlukan manusia. Bahwa semua manusia setuju tentang satu hal; distribusi makanan secara adil. bahwa makanan gratis adalah hak untuk semua orang. Maka FNB mencari dan mengumpulkan bahan-bahan serta makanan untuk diolah kembali dan didistribusikan kepada masyarakat, bukan hanya sekedar untuk memberi makan yang kelaparan tapi untuk memperlihatkan dan mengingatkan bahwa manusia seharusnya menagih apa yang menjadi haknya. FNB juga mendemonstrasikan bahwa sebuah kelompok dengan dana yang terbataspun bisa membuat sebuah perubahan besar bagi masyarakat. FNB juga mengekspos mengenai bagaimana kekerasan, militerisme dan imperialisme sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat sekarang.

Lewat FNB, masyarakat juga akan belajar bagaimana isu-isu lain saling berhubungan dengan hidupnya. Setiap hari, banyak bahan mentah makanan atau makanan jadi dan layak makan yang terbuang. Untuk menyelamatkan bahan makanan yang terbuang dan mendistribusikannya kembali ke masyarakat, 3 unsur penting harus dikombinasikan :

* bahan makanan dikumpulkan
* mengolah agar menjadi makanan siap makan
* didistribusikan kepada siapapun yang menginginkannya.

Pastikan agar makanan ini mudah diakses oleh siapapun juga, tanpa birokrasi. Dalam setiap FNB, pada meja makanan selalu terdapat sebuah space khusus untuk menaruh leaflet, newsletter atau literatur lainnya dari berbagai isu, dari berbagai komunitas pula. Mulai dari vegetarianisme sampai ke anti-militerisme. Jadi ketika FNB menggelar mejanya, disitu bukan hanya terjadi acara bagi-bagi makanan saja, tapi ada sebuah tawaran wacana kepada masyarakat.

Dari literatur-literatur yang berbeda, akan terlihat ketertarikan masing-masing individu yang datang ke FNB, dan tentu saja akan bertemu dengan teman-teman barunya. Dengan kata lain, FNB juga membentuk sebuah jaringan luas antar manusia. Dikarenakan hubungan antara manusia sudah banyak teralienasi satu sama lain, maka dalam sebuah event FNB semua orang yang tak saling kenal akan berkenalan. Semua orang akan mengetahui ketertarikan teman barunya. Jadi jelas FNB bukan hanya acara makan-makan gratis. FNB bekerja keras untuk membangun komunikasi dengan cara mengajak masyarakat untuk saling berbagi dan saling membangun hubungan persaudaraan satu sama lain dan menghancurkan dinding alienasi.

Jadi secara gak langsung, FNB mempromosikan sebuah tatanan masyarakat alternatif kepada semua orang. Baik kepada orang yang datang, juga kepada setiap individu yang menjadi sukarelawan didalam FNB sendiri. Dari mulai mendorong orang untuk mengenal orang-orang di sekitarnya (menghancurkan alienasi) sampai ke pencarian keputusan yang dibuat dengan cara konsensus.

FNB selalu menyajikan makanan gratis tanpa produk-produk hewani, dalam artian menu vegetarian. Kenapa ? Selain bahan mentah organik lebih bisa bertahan lama untuk disimpan, FNB juga percaya bahwa mengkonsumsi produk hewani adalah sebuah pemborosan sumber daya alam. Satu hektar tanah yang ditanami dengan sayur-sayuran akan lebih bisa ngenyangin banyak perut dibandingin satu hektar tanah yang dibuat sebagai peternakan. Peternakan juga membutuhkan tanah tambahan untuk membuat ladang tanaman untuk memberi makan hewan-hewannya. Boros kan ? Belum lagi limbah yang dihasilkan oleh industri daging.

Namun banyak kegagalan yang pernah terjadi seperti acara FNB yang digelar hanya memberi makan pada orang-orang di jalanan. Sekedar itu. Nah setelah memberi makan gratis, lalu apa ? Apa yang membuat FNB berbeda ? Apa yang menjadi FNB begitu kuat dan tetap ada sampai sekarang ? Kamu pengen bikin FNB di tempat kamu ? mungkin dibawah ini adalah beberapa poin penting pada FNB yang sebelumnya udah dibahas secara singkat.

FNB itu tidak tersentral, non-hirarki dan semua keputusan berdasarkan demokrasi langsung (konsensus). Tidak tersentral, berarti tidak pernah ada grup pusat. Siapapun bisa membentuk grupnya sendiri dan bisa saling bekerja sama dengan grup lainnya. Dan setiap grup bisa membuat nilai-nilai dan politiknya masing-masing.

Non-hirarki berarti tidak ada kepemimpinan. dan semua keputusan diambil berdasarkan konsensus bukan voting. Karena voting berdasarkan kuantitas sementara konsensus berdasarkan kualitas. Dalam konsensus, setiap individu memiliki hak dan suara dalam mengambil keputusan, dan setiap keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama-sama, bukan karena suara terbanyak. Konsensus juga menciptakan suasana nyaman dimana setiap individu yang memiliki opini yang berbeda-beda bisa mengekspresikan opininya masing-masing tanpa rasa takut, dimana konflik sebesar apapun bisa diselesaikan dengan cara saling menghargai. Jadi tidak ada kompetisi dalam pengambilan suara.. suara siapa yang harus menang dan lain-lain.

Konsensus juga memberi kesempatan kepada setiap ide untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Setiap individu yang ada tidak harus sepakat dalam satu hal. Itulah yang membedakannya dengan voting. Setiap individu yang saling tidak sepakatpun masih bisa mencari jalan dengan cara konsensus.

Bila dicari, banyak sekali makanan layak makan yang dibuang setiap harinya. FNB mencari, mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan makanan tersebut. FNB percaya bahwa vegetarianisme adalah cara makan yang ramah terhadap lingkungan, menggunakan lebih sedikit sumber daya alam dan lebih sehat. Maka FNB selalu medistribusikan makanan kepada masyarakat dalam menu-menu vegetarian. Semakin banyak orang menjadi vegetarian, maka akan lebih banyak orang yang dapat diberi makan. Bikin grup FNB di tempat kamu! Satu orang belum bisa disebut sebagai grup, tapi satu orang bisa memulai sebuah grup sendiri. Pertama, cari teman-teman kamu untuk bergabung. Ceritakan ide kamu.

Bila beberapa teman kamu tertarik, minta mereka juga untuk mencari teman-teman yang lain. Setelah itu, kalian tentukan tanggal, tempat, waktu untuk meeting pertama kalian. Ajak sebanyak mungkin orang untuk bergabung. Kamu juga bisa buat poster atau flyer atau leaflet mengenai idemu tersebut. Tempelkan di tempat-tempat yang kamu anggap cukup efektif untuk mencari teman baru. Jangan lupa cantumkan alamat atau nomor telpon yang bisa dihubungi. Poster dan flyer bertujuan untuk menambah sukarelawan di dalam grupmu, juga membuat orang lain membuat grupnya sendiri di daerahnya. Sehingga kamu bisa bekerja sama dengan grup lain di kotamu. Mulailah untuk mencari donasi bahan makanan. Coba cari tau mengenai makanan yang terbuang, atau mungkin ada yang mau rilisan band kamu, atau stiker dll untuk mencari dana.

Kamu juga bisa bikin gig di kota kamu untuk itu. FNB bisa digelar dimanapun kamu mau. Pada acara musik, atau di taman kota, di setiap event apapun, atau di jalanan pinggir trotoar. Jangan lupa bahwa tiap komunitas/grup yang bekerja sama dalam membuat FNB itu memiliki ketertarikan yang berbeda, maka sediakan space khusus untuk literatur. Setiap grup bisa membuat literaturnya dan isunya sendiri dan menaruhnya disana.

Ajak bicara dan kenalan dengan setiap orang yang datang dan mengambil makanan. Dengan cara itu kamu bisa memperluas jaringan dan persahabatan. Oh ya, salah satu ciri khas FNB yang membedakannya dengan acara amal biasa adalah : FNB berjalan secara rutin, entah itu seminggu sekali, atau sebulan sekali. ya udah, semoga membantu. Cuman itu yang saya tau mengenai FNB, selamat mencoba.

0 comments: