APA ITU FOOD NOT BOMBS ?

Dibentuk di Boston pada tahun 1980 oleh aktivis-aktivis yang terlibat pada gerakan anti-nuklir, Food Not Bombs telah bersemi menjadi gerakan politik akar-rumput mendunia dengan lebih dari 175 cabang otonom. Setiap grup Food Not Bombs menyajikan makanan gratis untuk orang yang membutuhkan dan untuk mendukung usaha pengorganisiran politik.

Food Not Bombs percaya bahwa masyarakat dan pemerintah harus menghargai nyawa manusia diatas kekayaan material, kebutuhan manusia bukan keserakahan korporasi, dan bahwa sebagian besar masalah yang ada di dunia berasal dari krisis nilai yang sederhana ini.

Food Not Bombs memulihkan makanan vegetarian yang sehat dan bernutrisi, yang sebaliknya mungkin dibuang, dan memasak dan menyajikannya ke orang yang membutuhkannya. Masalahnya saat ini bukan karena sedikit sekalinya produksi, tapi karena distribusi yang lemah dan tidak adil. Food Not Bombs adalah sebuah organisasi distribusi makanan yang alternatif. Bermaksud untuk membangun program berbagi makanan antar-komunitas yang berkepanjangan.

Dengan memberikan makanan vegetarian secara cuma-cuma di tempat-tempat publik, Food Not Bombs membawa kaum lapar dan miskin yang tidak terlihat ke hadapan publik, memaksa orang-orang yang lalu-lalang untuk memeriksa, setidaknya untuk sesaat, keterlibatan mereka dalam membiarkan sistem ekonomi global yang menindas semua orang ini terus belanjut.

Food Not Bombs memusatkan perhatian pada kontradiksi yang melekat pada kegagalan sistem sosial untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal untuk setiap anggotanya, sementara pada saat yang sama mengeluarkan uang ratusan milyar dollar untuk mendanai perang-perang yang tidak berbudi dan kekerasan negara.


Food Not Bombs adalah protes, bukan amal.

Sementara, kita adalah grup dengan simpul longgar dari kolektif-kolektif, tiap grup Food Not Bombs berbagi beberapa prinsip-prinsip dasar yang mempersatukan:

1. Non-kekerasan
masyarakat kita didominasi oleh kekerasan- ekonomi, politik, lingkungan hidup, dan mental. Sementara politisi rakus dan berpandangan sempit meng-klaim bahwa kita akan “dilindungi” oleh
Angkatan Bersenjata negara, hidup kita sehari-hari dipengaruhi oleh ancaman konstan kejahatan dan kekerasan polisi. Otoritas dan kekuasaan pemerintah didasarkan semata-mata pada ancaman dan penggunaan kekerasan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Food Not Bombs berkomitmen untuk satu visi masyarakat yang digerakkan dengan cinta dan berbagi, bukan kekerasan dan keserakahan.

Kemiskinan juga merupakan kekerasan. Sementara masyarakat kita memuja konsumerisme yang tak berotak dan mengejar akumulasi kekayaan tak berbatas, yang menjadikan jutaan lainnya kelaparan dan menjadi tuna-wisma. Ini, dikombinasikan dengan kekerasan polisi, kesehatan yang tidak memadai, dan bentuk-bentuk diskriminasi yang tak terhingga, mencabut hak kita akan cara hidup yang penuh cinta dan bersemangat.

Industri makanan komersial juga berpredikat kekerasan. Industri ini melibatkan pembantaian jutaan binatang dan meracuni planet kita melalui penggunaan pestisida kimia dan alat-penyubur/fertiliser. Berton-ton makanan layak-makan dibuang untuk mempertahankan profit yang tinggi. Lebih dari 70% panen padi di Amerika Serikat dialokasikan ke binatang ternak, begitupun 33% padi dunia.

Sementara polisi telah menyerang Food Not Bombs (anggota-anggota dari Food Not Bombs San Francisco telah ditahan lebih dari 1000 kali sejak 1988) karena aksi-aksi mereka, kita tidak pernah merespon dengan kekerasan karena kita tidak akan pernah menciptakan ulang metode otoritatif dari negara di setiap aksi kita, dan karena kita berada di jalan setiap hari dalam jumlah kecil yang mendukung masyarakat. Polisi memiliki pasukan bersenjata yang secara konstan berdiri dan siap untuk menggunakan kekerasan pada saat kapanpun. Kita tidak ingin membahayakan diri kita sendiri atau orang-orang yang bekerja sama dengan menggunakan tindakan-tindakan kekerasan yang sempit jika situasi memanas.

2. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Konsensus
daripada bergantung pada sistem dimana yang menang mengambil segalanya, Food Not Bombs percaya bahwa setiap anggota di grup harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam mempertajam semua keputusan grup.

Proses konsensus menjamin bahwa setiap kehendak mayoritas tidak menghilangkan nilai-nilai dan kontribusi anggota-anggota yang lain. Proses konsensus membuat kita memecahkan konflik melalui negosiasi dan kompromi daripada menolak dan mensensor.

3. Vegetarianisme

lebih dari 25% makanan di Amerika Serikat dibuang setiap tahunnya, dengan perkiraan 65 kg daging per orang berakhir di pembuangan sampah di penjuru negeri. Itu cukup untuk memberi makan 49 juta orang, dua kali lebih banyak dari yang kelaparan di dunia setiap tahunnya.

Lebih dari 70% padi yang ditanam di negeri ini digunakan untuk peternakan, yang kemudian memberi makan sedikit orang dibandingkan padi secara langsung.

Pabrik-pabrik peternakan memperlakukan binatang seperti komoditas, sebagai objek yang digunakan semata-mata sebagai sesuatu yan menciptakan profit, sementara itu tidak memperdulikan bahwa mereka merupakan makhluk hidup, makhluk berperasaan yang merasakan rasa sakit yang luar biasa akibat dari siksaan yang dilakukan terhadap mereka.

Menyajikan makanan vegetarian menunjukkan komitmen Food Not Bombs akan non-kekerasan, begitu juga penggunaan sumber daya yang bijak dan rasional.


0 comments: